Senin, 07 Oktober 2013

Metoda Penelitian Sains Kebumian SB5206 - The Logic and Evolution of Scientific Theory



All Life is Problem Solving oleh Karl Popper (2001)

Karl Popper (lahir di Vienna, Austria, 28 Juli 1902 – meninggal di London, Inggris, 17 September 1994 pada umur 92 tahun) adalah salah satu dari sekian banyak filsuf ilmu dan pakar dalam bidang psikologi belajar. Popper dikenal dengan gagasan falsifikasi yang merupakan sebagai lawan dari verifikasi terhadap ilmu. Salah satu karya filsuf ini adalah buku All Life is Problem Solving.
Popper dikenal karena usahanya untuk menolak bentuk observasionalis / induktivis klasik dalam metode ilmiah yang mendukung pemalsuan empiris. Ia juga dikenal karena penentangannya terhadap justifikasionis klasik dalam ilmu pengetahuan yang kemudian ia ganti dengan rasionalisme kritis, "kritik non-justifikational filosofi dalam sejarah filsafat" Dalam wacana politik, Ia dikenal dengan pertahanannya yang kuat tentang demokrasi liberal dan prinsip-prinsip kritik sosial.

Karl Popper beranggapan bahwa masalah merupakan awal dari sains termasuk sosial didalamnya. Dasar metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu trial and error. Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini dapat kita katakan sebagai metode coba dan coba. Metode ini adalah metode yang digunakan untuk mencoba menyelesaikan masalah dengan eksperimen yang berulang-ulang. Eksperimen-eksperimen tersebut kemudian diuji agar dapat menyingkirkan eksperimen yang tidak berhasil.

3 Tahapan Model

Dalam buku All Life is Problem Solving karangan Karl Popper (2001), terdapat 3 tahapan model, yaitu:
1.       Masalah
Tahapan pertama yaitu perumusan atau penentuan masalah yang diakibatkan oleh suatu kejadian. Masalah merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
2.       Penyelesaian yang diuji
Tahapan kedua yaitu penyelesaian yang dicobakan pada suatu masalah. Pengujian adalah proses, cara, atau perbuatan menguji. Proses ini bertujuan untuk menguji apakah model yang kita gunakan untuk menyelesaikan suatu masalah laik untuk digunakan atau tidak.
3.       Penyisihan
Tahapan ketiga yaitu penyingkiran atas suatu penyelesaian yang tidak berhasil. Penyisihan yaitu proses, cara, perbuatan menyisihkan. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengeliminasi model yang tidak sesuai dengan harapan. Model ini dihilangkan agar ilmu pengetahuan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan di masa depan.

4 Tahapan Model

Dalam buku All Life is Problem Solving karangan Karl Popper (2001) juga terdapat 4 tahapan model, yaitu:
1.       Masalah lama
Tahapan pertama yaitu perumusan atau penentuan masalah yang diakibatkan oleh suatu kejadian.
2.       Pembentukan teori sementara
Tahapan kedua yaitu penyelesaian yang dicobakan pada suatu masalah.
3.       Penyisihan melalui diskusi kritis termasuk pengujian eksperimen
Tahapan ketiga yaitu penyingkiran atas suatu penyelesaian yang tidak berhasil.
4.       Perumusan masalah baru yang ditimbulkan dari diskusi kritis terhadap teori yang dirumuskan.

Model diatas memungkinkan seluruh rangkaian ilmiah dapat dilakukan. Masalah pra-ilmiah diawali dengan pengalaman praktis di alam tetapi dengan siklus 4 tahapan diatas pengalaman praktis tersebut diganti dengan masalah teoritis. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebanyakan masalah baru tersebut timbul dari teori yang kritis.

Tahapan-tahapan Riset Operasi

Tahapan–tahapan dalam penerapan riset operasi untuk memecahkan persoalan adalah sebagai berikut :
1.       Merumuskan/menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa yang akan dicapai.
2.    Pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan yang akan dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk persamaan yang menggambarkan hubungan antara input dan output serta tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi objektif.
3.      Mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya, misalnya dengan menggunakan metode simpleks.
4.       Menguji model dan hasil pemecahan dari penggunaan model. Sering juga disebut melakukan validasi. Harus ada mekanisme untuk mengontrol pemecahan, misalnya dengan menggunakan kriteria tertentu.
5.       Implementasi hasil pemecahan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa riset operasi berkenaan dengan pembuatan keputusan yang optimal dan pembuatan model matematika tentang suatu sistem yang deterministis dan probabilistis sifatnya yang berasal dari kehidupan nyata. Kontribusi dari pendekatan riset operasi yang sifatnya pendekatan sistem terletak pada ciri-cirinya yang antara lain :
1.       Menstrukturkan keadaan kehidupan nyata kedalam model matematika atau dengan kata lain mengabstraksi elemen–elemen pokoknya sedemikian rupa sehingga suatu pemecahan yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai oleh pembuat keputusan bisa dicari.
2.       Mencari struktur dari pemecahan yang demikian itu dan mengembangkan prosedur yang sistematis untuk memperolehnya.



Daftar Pustaka

Booth W. C., G. G. Colomb, J. M. Williams, 2003, The Craft of Research: Second Edition. The University of Chicago Press, Chicago.
Mihardja, D. K., 2004, Bahan Kuliah Metode Penelitian Sains Kebumian, Program Magister dan Doktor Sains Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI v1.1) http://ebsoft.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar