Senin, 07 Oktober 2013

Metoda Penelitian Sains Kebumian SB5206 - The Logic and Evolution of Scientific Theory



All Life is Problem Solving oleh Karl Popper (2001)

Karl Popper (lahir di Vienna, Austria, 28 Juli 1902 – meninggal di London, Inggris, 17 September 1994 pada umur 92 tahun) adalah salah satu dari sekian banyak filsuf ilmu dan pakar dalam bidang psikologi belajar. Popper dikenal dengan gagasan falsifikasi yang merupakan sebagai lawan dari verifikasi terhadap ilmu. Salah satu karya filsuf ini adalah buku All Life is Problem Solving.
Popper dikenal karena usahanya untuk menolak bentuk observasionalis / induktivis klasik dalam metode ilmiah yang mendukung pemalsuan empiris. Ia juga dikenal karena penentangannya terhadap justifikasionis klasik dalam ilmu pengetahuan yang kemudian ia ganti dengan rasionalisme kritis, "kritik non-justifikational filosofi dalam sejarah filsafat" Dalam wacana politik, Ia dikenal dengan pertahanannya yang kuat tentang demokrasi liberal dan prinsip-prinsip kritik sosial.

Karl Popper beranggapan bahwa masalah merupakan awal dari sains termasuk sosial didalamnya. Dasar metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu trial and error. Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini dapat kita katakan sebagai metode coba dan coba. Metode ini adalah metode yang digunakan untuk mencoba menyelesaikan masalah dengan eksperimen yang berulang-ulang. Eksperimen-eksperimen tersebut kemudian diuji agar dapat menyingkirkan eksperimen yang tidak berhasil.

3 Tahapan Model

Dalam buku All Life is Problem Solving karangan Karl Popper (2001), terdapat 3 tahapan model, yaitu:
1.       Masalah
Tahapan pertama yaitu perumusan atau penentuan masalah yang diakibatkan oleh suatu kejadian. Masalah merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
2.       Penyelesaian yang diuji
Tahapan kedua yaitu penyelesaian yang dicobakan pada suatu masalah. Pengujian adalah proses, cara, atau perbuatan menguji. Proses ini bertujuan untuk menguji apakah model yang kita gunakan untuk menyelesaikan suatu masalah laik untuk digunakan atau tidak.
3.       Penyisihan
Tahapan ketiga yaitu penyingkiran atas suatu penyelesaian yang tidak berhasil. Penyisihan yaitu proses, cara, perbuatan menyisihkan. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengeliminasi model yang tidak sesuai dengan harapan. Model ini dihilangkan agar ilmu pengetahuan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan di masa depan.

4 Tahapan Model

Dalam buku All Life is Problem Solving karangan Karl Popper (2001) juga terdapat 4 tahapan model, yaitu:
1.       Masalah lama
Tahapan pertama yaitu perumusan atau penentuan masalah yang diakibatkan oleh suatu kejadian.
2.       Pembentukan teori sementara
Tahapan kedua yaitu penyelesaian yang dicobakan pada suatu masalah.
3.       Penyisihan melalui diskusi kritis termasuk pengujian eksperimen
Tahapan ketiga yaitu penyingkiran atas suatu penyelesaian yang tidak berhasil.
4.       Perumusan masalah baru yang ditimbulkan dari diskusi kritis terhadap teori yang dirumuskan.

Model diatas memungkinkan seluruh rangkaian ilmiah dapat dilakukan. Masalah pra-ilmiah diawali dengan pengalaman praktis di alam tetapi dengan siklus 4 tahapan diatas pengalaman praktis tersebut diganti dengan masalah teoritis. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kebanyakan masalah baru tersebut timbul dari teori yang kritis.

Tahapan-tahapan Riset Operasi

Tahapan–tahapan dalam penerapan riset operasi untuk memecahkan persoalan adalah sebagai berikut :
1.       Merumuskan/menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa yang akan dicapai.
2.    Pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan yang akan dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk persamaan yang menggambarkan hubungan antara input dan output serta tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi objektif.
3.      Mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya, misalnya dengan menggunakan metode simpleks.
4.       Menguji model dan hasil pemecahan dari penggunaan model. Sering juga disebut melakukan validasi. Harus ada mekanisme untuk mengontrol pemecahan, misalnya dengan menggunakan kriteria tertentu.
5.       Implementasi hasil pemecahan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa riset operasi berkenaan dengan pembuatan keputusan yang optimal dan pembuatan model matematika tentang suatu sistem yang deterministis dan probabilistis sifatnya yang berasal dari kehidupan nyata. Kontribusi dari pendekatan riset operasi yang sifatnya pendekatan sistem terletak pada ciri-cirinya yang antara lain :
1.       Menstrukturkan keadaan kehidupan nyata kedalam model matematika atau dengan kata lain mengabstraksi elemen–elemen pokoknya sedemikian rupa sehingga suatu pemecahan yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai oleh pembuat keputusan bisa dicari.
2.       Mencari struktur dari pemecahan yang demikian itu dan mengembangkan prosedur yang sistematis untuk memperolehnya.



Daftar Pustaka

Booth W. C., G. G. Colomb, J. M. Williams, 2003, The Craft of Research: Second Edition. The University of Chicago Press, Chicago.
Mihardja, D. K., 2004, Bahan Kuliah Metode Penelitian Sains Kebumian, Program Magister dan Doktor Sains Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI v1.1) http://ebsoft.web.id

Metoda Penelitian Sains Kebumian SB5206 - Penelitian

Penelitian yang Baik 
Kita memerlukan topik yang spesifik dan cara penyampaian yang efektif untuk membuat penelitian yang baik. Berikut ini adalah beberapa langkah yang membuat penelitian kita menjadi lebih baik.

1. Pilih Topik
Topik yang kita pilih haruslah topik yang benar-benar ingin kita bahas. Setelah menentukan topik, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi-informasi yang cukup untuk penelitian kita. Topik tersebut juga jangan terlalu luas agar kita fokus untuk membahasnya.

2. Menempatkan Informasi
Informasi yang kita gunakan berasal dari berbagai sumber seperti ensiklopedia, jurnal ilmiah, buku, majalah, buku, majalah, dan surat kabar.

3. Siapkan Kartu Bibliografi
Untuk mendokumentasikan sumber informasi, kita membutuhkan kartu bibliografi yang dapat kita gunakan ketika menulis laporan penelitian.

4. Siapkan Lembar Catatan
Kita menggunakan lembar catatan untuk menuliskan semua sumber-sumber untuk penelitian. Beri pula nomor pada kartu catatan agar informasi tersebut cukup detail.

5. Siapkan Outline
Buatlah outline dari bagian-bagian penelitian seperti topik, sub-topik, detil, dan sub detil dari informasi-informasi tersebut.

6. Buat Draft
Buatlah draft dari outline yang kita punya beserta sumber-sumbernya pada catatan kaki.

7. Periksa Kembali Draft
Pastikan kembali ide-ide penelitian pada draft agar penelitian kita menjadi semakin kuat dan akurat. Perubahan-perubahan yang dilakukan dapat kita lakukan dalam langkah ini.

8. Siapkan Bibliografi yang Digunakan
Kita menuliskan daftar bibliografi pada tahap akhir penulisan penelitian. Penulisan bibliografi tersebut harus berdasarkan alfabet.

9. Siapkan Halaman Judul dan Tabel Daftar Isi
Halaman judul yang berada di halaman pertama berisi judul laporan, nama, dan tanggal laporan. Sedangkan tabel daftar isi yang berada di halaman kedua berisi topik utama dan sub topik yang dinilai penting.

10. Pengecekan Terakhir
Tahapan terakhir dari penelitian adalah meyakinkan diri kita, apakah bagian format penelitian seperti halaman judul, daftar isi, penomoran, catatan kaki, bibliografi, dan lainnya sudah lengkap.

Tipe Dasar Riset 

Tipe dasar riset terdiri dari 2 macam yaitu riset eksploratoris dan riset konklusif.
1. Riset eksploratoris
Riset eksploratoris adalah riset yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keterangan, wawasan, pengetahuan, ide, gagasan, pemahaman, dan lainnya. Riset jenis ini berupaya untuk merumuskan dan mendefinisikan masalah, menyusun hipotesis, serta dapat dilanjutkan dengan riset lanjutan yang lebih mendalam. Sifat-sifat riset eksploratoris yaitu:
a. Hasil riset bersifat tentatif
b. Tujuan utama riset adalah untuk lebih memahami akar permasalahan
c. Riset jenis ini dapat dilanjutkan dengan metode yang lebih baik
d. Proses riset jenis ini tidak terlalu rapih
e. Sampel yang kecil digunakan untuk menganalisis data primer
f. Informasi dasar bersifat fleksibel
Contoh dari riset eksploratoris yaitu hasil interview atau wawancara, hasil diskusi kelompok, dan analisis data sekunder.

2. Riset Konklusif
Riset konklusif adalah jenis riset yang memiliki tujuan utama untuk menguji suatu hipotesis atau hubungan tertentu. Sifat-sifat dari riset jenis ini yaitu:
a. Hasil riset bersifat konklusif
b. Riset konklusif bertujuan untuk menguji suatu hubungan atau hipotesis
c. Hasil riset digunakan untuk pengambilan suatu keputusan
d. Proses riset terstruktur rapih dan formal
e. Sampel yang besar digunakan untuk proses analisis data secara kuantitatif
f. Informasi dasar telah tersedia.
Riset konklusif dapat dibagi lagi menjadi 2 tipe yaitu riset deskriptif dan riset kausal.
1. Riset Deskriptif Riset deskriptif yaitu riset yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karakter atau fungsi dari suatu hal. Dala riset ini kita membutuhkan informasi yang lengkap. Informasi ini berupa kenapa, kapan, siapa, apa, dimana, dan bagaimana. Salah satu contoh riset ini yaitu penelitian tentang persepsi konsumen terhadap pelayanan telepon seluler.
2. Riset Kausal Riset kausal yaitu riset yang bertujuan untuk menemukan hubungan dari suatusebab akibat dari suatu hal. Contoh dari riset ini yaitu apakah ada hubungan antara kenaikan harga BBM dengan jumlah pengendara motor.

Deskripsi Sains Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains atau ilmu pengetahuan alam dapat diartikan sebagai:
1. Ilmu pengetahuan pada umumnya
2. Pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya, botani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan sebagainya (ilmu pengetahuan alam)
3. Pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya.

Kata sains (science) diambil dari kata latin scientia yang secara harfiah berarti pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa sainsmerupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kausian Stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahun dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakanpengetahuan tersebut. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka untuk mecari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang mendasari karakteristik sains adalah kuantifikasi. Kuantifikasi dalam hal ini berarti gejala alam dapat berupa kuantitas.

Metode Ilmiah Metode ilmiah atau scientific thinking dapat diartikan sebagai praktek berpikir secara ilmiah (scientific thinking). Metode ini dipraktekkan menjadi 3 macam yaitu
1. Bukti Empirik Bukti empirik adalah suatu sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan. Kata lain dari bukti empirik yaitu data empiris, indra pengalaman, pengetahuan empiris, atau a posterior. Bukti empirik merupakan informasi yang membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris.
2. Nalar Logis Menurut KBBI, nalar dapat diartikan sebagai pertimbangan tentang baik buruk dan sebagainya, akal budi, setiap keputusan harus didasarkan pada jiwa yang sehat. Pengertian lain dari nalar yaitu aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis, jangkauan pikir, dan kekuatan pikir.
3. Sikap Skeptis Sifat skeptis dalam ilmu pengetahuan berarti mergaukan sesuatu atau tidak mudah untuk menerima apa adanya. Keraguan yang muncul didasarkan pada bukti yang jelas dan empirik. Sifat ini sangat penting dalam ilmu pengetahuan karena kepastian yang seakurat mungkin dibutuhkan dalam ilmu pasti ini.

Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian merupakan bagian terpenting dalam proposal penelitian. pertanyaan tersebut menentukan isi proposal, mengarahkan argumen, dan penelitian, serta dapat membangkitkan minat permeriksa proposal. Jika pertanyaan tidak efektif, walaupun proposal tersebut bagus, maka proposal tersebut mungkin tidak akan diterima.

Rumusan pertanyaan yang baik untuk suatu penelitian diantaranya yaitu:
1. Pertanyaan penelitian harus menarik
Pertanyaan penelitian harus dapat menarik perhatian pembaca dan membuatnya ingin membaca hasil penelitian tersebut. Hal lain yang penting yaitu pertanyaan tersebut harus mudah diingat. Beberapa ciri pertanyaan penelitian yang berhasil yaitu:
a. Aktual Pertanyaan yang digunakan berasal dari masalah yang menjadi keprihatinan sosial atau teoritis pada saat itu.
b. Adanya paradoks Adanya paradoks yang provokatif juga sering menarik perhatian orang. Potensi jawaban yang beragam, dapat pula membantah hipotesis awal peneliti.
c. Pendekatan yang unik dan berbeda Suatu pertanyaan yang mendekati masalah lama dengan cara yang baru dan segar dapat menimbulkan dilema tersendiri. Tentu saja dilema tersebut dapat menimbulkan ketertarika pembaca untuk membaca penelitian tersebut.

2. Pertanyaan penelitian harus relevan
Pertanyaan penelitian yang jelas menunjukkan relevansinya terhadap masyarakat, kelompok sosial, literatur, dan perdebatan ilmiah mungkin sekali akan diberikan bobot lebih oleh pembaca. Beberapa cara yang biasa digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam proposal penelitian yaitu:
a. Mengisi potongan teka-teki yang hilang Apabila penelitian kita dapat menggambarkan suatu bidang yang belum banyak diteliti oleh orang atau mengisi suatu dilema tertentu, maka penelitian tersebut akan mendapat perhatian dari pembaca.
b. Membuat hubungan Walaupun topik penelitian kita sederhana, tetapi jika topik tersebut dikaitkan dengan hal yang lebih luas, maka pembaca akan menghasilkan suatu pertanyaan yang besar.

3. Pertanyaan penelitian harus jelas
Pertanyaan penelitian yang jelas akan cenderung pendek, secara konseptual langsung, dan tidak mengandung jargon. Beberapa cara sederhana untuk menjaga pertanyaan sederhana yaitu:
a. Buatlah pertanyaan yang membumi Pertanyaan yang diajukan sebaiknya jangan terlalu abstrak. Pertanyaan yang abstrak hanya akan membuat pembaca mengalami kesulitan.
b. Batasi jumlah variabel Jumlah variabel yang terlalu banyak hanya akan membuat pembaca mengalami kesulitan. Kita boleh saja berbicara dengan faktor yang banyak, tetapi pembaca hanya akan fokus pada pertanyaan pertama saja.

4. Pertanyaan penelitian harus dapat diteliti
Pertanyaan penelitian perlu secara jelas sehingga dapat menunjukkan bahwa penelitian tersebut dapat dilaksanakan.

Definisi dalam Metode Ilmiah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hipotesis, teori, dan hukum dapat diartikan sebagai berikut:
1. Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan (anggapan dasar).
2. Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi atau dapat pula diartikan sebagai penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi.
3. Hukum adalah patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) tertentu.

Daftar Pustaka
Booth W. C., G. G. Colomb, J. M. Williams, 2003, The Craft of Research: Second Edition. The University of Chicago Press, Chicago.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI v1.1) http://ebsoft.web.id
http://edukasi.kompas.com
http://id.m.wikipedia.org
http://organisasi.org
http://www.pendidikanislam.net

Metoda Penelitian Sains Kebumian SB5206 - Pendahuluan

Definisi Penelitian 

Ketika kita berada di ruang baca perpustakaan untuk mengerjakan tugas, kita dikelilingi oleh ribuan bahkan jutaan hasil penelitian. Ketika kita sedang berselancar di dunia maya, kita bisa mengakses jutaan laporan riset. Semua laporan tersebut merupakan produk dari peneliti yang telah mencari jawaban atas pertanyaan dan permasalahan, mengumpulkan banyak informasi, bekerja keras untuk menjawab dan mencari solusi yang kemudian membagi hasil penelitiannya kepada orang banyak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian atau riset dapat diartikan sebagai:
1. Pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan;
2. Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Dasar penelitian dengan tujuan mengembangkan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip dasar suatu disiplin yang lebih baik daripada hanya memecahkan persoalan praktis. Kata riset diserap dari Bahasa Inggris, research, yang diturunkan dari Bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah menyelidiki secara tuntas. Beberapa kriteria dari suatu penelitian yang baik yaitu:
1. Hasil inovasi yang baru dapat langsung dimanfaatkan.
2. Hasil penelitian memiliki paten.
3. Hasil penelitian dipublikasikan di jurnal internasional.

Penelitian ilmiah sering pula diasosiasikan dengan tata cara sistematis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilimiah ini berfungsi untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam yang pada akhirnya akan membuat suatu pengembangan ilmu. Pengembangan ilmu ini terjadi karena hipotesis penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tiga Tahap Penelitian Ilmiah Ada tiga tahapan yang biasanya dilakukan dalam melaksanakan penelitian ilmiah yaitu:
1. Konseptualisasi Konseptualisasi adalah sebuah ide dan pemikiran untuk membuat sistem yang baru. Konseptualisasi ini akan menghasilkan suatu pemikiran tertentu yang kemudian akan dilanjutkan pada tahapan analisis. Dalam tahap ini, pertanyaan-pertanyaan dasar yang dibutuhkan yaitu seperti siapa yang akan menggunakan hasil penelitian? apa masalah yang dapat diselesaikan oleh penelitian? dimana hasil penelitian akan digunakan? apa yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian? mengapa diperlukan penelitian? Bagaimana cara kerja penelitian?
2. Operasionalisasi Operasionalisasi adalah batasan pengertian tentang variabel yang akan dikaji. Di dalam operasionalisasi terdapat indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan. Variabel-variabel yang biasa digunakan dalam tahapan operasionalisasi yaitu indikator yang digunakan, alat ukur yang akan dipakai, dan penilaian alat ukur.
3. Observasi Observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu proses atau objek dengan maksud untuk merasakan dan kemudian memahami dari sebuah fenomena alam berdasarkan pada ilmu penetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya

Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Kemampuan Sarjana di Indonesia Sarjana di Indonesia diharapkan untuk mampu menjadi ahli di bidangnya masing-masing. Keahlian tersebut kemudian dapat diterapkan untuk kepentingan masyarakat umum.

Beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh sarjana di Indonesia yaitu:
1. Kemampuan Akademis
Kemampuan akademis didapatkan oleh sarjana ketika menjalankan proses kuliah di perguruan tinggi. Proses kuliah di perguruan tinggi dilakukan melalui mata kuliah. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan keahlian dalam bidang masing-masing pada mahasiswa. Keahlian tersebut kemudian diharapkan dapat diterapkan pada masyarakat. Proses penyaluran ilmu ini membutuhkan keahlian lain dari seorang sarjana yaitu keahlian komunikasi. Komunikasi ini dapat berupa komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan.
2. Kemampuan Profesional
Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli dalam bidangnya masing-masing. Kemampuan ini juga didapatkan oleh sarjana dari proses kuliah. Perbedaan kemampuan profesional dari kemampuan akademis yaitu terletak pada keterampilan aplikasi ilmu pada masyarakat.
3. Kemampuan Personal
Kemampuan personal adalah kemampuan pribadi. Sarjana diharapkan untuk bertindak sebagai warga terpelajar yang baik serta peka terhadap keadaan masyarakat disekitarnya. Secara spesifik, kemampuan pribadi ini bertujuan untuk menghasilkan sarjana yang berkualitas seperti memiliki pandangan yang luas, memiliki kepekaan terhadap masyarakat sekitarnya, dan menjadi panutan masyarakat.
4. Kemampuan Soft Skill
Selain kemampuan akademis, sarjana juga dituntut untuk memiliki kemampuan non-akademis seperti kemampuan soft skill. Beberapa contoh kemampuan soft skill ini yaitu kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan beretika, dan kemampuan untuk berkomunikasi. Hal-hal tersebut bertujuan agar para sarjana Indonesia dapat memperoleh pekerjaan yang baik. Dari hasil survei konsultan internasional McKinsey tahun 2012 di 9 negara maju dan berkembang, keterampilan yang paling dihargai dari para sarjana yaitu etika bekerja, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi lisan.

Daftar Pustaka
Booth W. C., G. G. Colomb, J. M. Williams, 2003, The Craft of Research: Second Edition. The University of Chicago Press, Chicago.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI v1.1) http://ebsoft.web.id
http://ariffirmansyah.wordpress.com
http://edukasi.kompas.com
http://elib.unikom.ac.id
http://id.m.wikipedia.org